Jurnal Nature Biotechnology yang merupakan jurnal kelas dunia dan sangat prestisius (top tier) di kalangan ilmuwan dan peneliti dalam bioteknologi, membahas mengenai terobosan paling revolusioner di bidang therapeutic protein dari Spirulina yang telah dimodifikasi secara genetik. Seperti apa?
Bioteknologi modern bergantung pada produksi sel sebagai factory biologis melalui rekayasa genetika. Selama ini, para peneliti banyak melakukan rekayasa genetika untuk memanipulasi sel mikroorganisme untuk digunakan sebagai produk farmasi, yakni therapeutic protein.
Therapeutic protein adalah protein yang telah dimanipulasi secara genetika untuk digunakan sebagai obat oral. Therapeutic protein merupakan produk yang revolusioner di bidang farmasi dan teruji secara In vivo.
Beberapa contoh mikroorganisme yang selama ini digunakan sebagai sel uji untuk memproduksi therapeutic protein di antaranya adalah bakteri Escherichia coli, yeast, dan sel mamalia. Namun mikroorganisme yang diuji selama ini membutuhkan biaya yang tinggi dan tidak mudah diproduksi di skala komersial.
Dalam jurnal Nature Biotechnology terbitan Juni, sebuah artikel yang ditulis Jester dkk menemukan terobosan paling revolusioner di bidang therapeutic protein dari Spirulina yang telah dimodifikasi secara genetik.
Seperti yang diketahui, Nature Biotechnology adalah jurnal kelas dunia yang sangat prestisius (top tier) bagi para ilmuwan dan peneliti dalam bidang bioteknologi.
Di artikel dengan judul “Development of spirulina for the manufacture and oral delivery of protein therapeutics” yang terbit di volume 40 tahun 2022 tersebut disebutkan, Spirulina yang telah dimodifikasi secara genetika mampu memproduksi therapeutic protein yang sangat penting bagi perkembangan dunia farmasi.
Yang lebih menggembirakan lagi, spirulina yang telah dimodifikasi ini sangat potensial diproduksi secara massal, stabil, dan aman digunakan. Di artikel tersebut juga dijabarkan pada tahap studi klinis, di mana Spirulina yang telah dimodifikasi secara genetik ini mampu membantu menyembuhkan penyakit campilobacter, suatu penyakit mematikan yang menyerang bayi di negara berkembang. Temuan yang menggembirakan ini diapresiasi dengan dijadikan sebagai cover utama di Jurnal Nature Biotechnology edisi 40.
POTENSIAL DIKEMBANGAN DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara tropis yang disinari matahari sepanjang tahun selama duabelas jam sehari, menjadikannya sebagai negara yang potensial bagi industri mikroalga untuk tumbuh dan mengambil kesempatan ini sebagai market leader di dunia.
Hal tersebut diimplementasikan oleh Spiralife, perusahaan start up bioteknologi berbasis mikroalga berkomitmen dalam menjadikan Indonesia sebagai market leader industri ini. Saat ini Spiralife telah mendaftarkan beberapa temuannya di paten dalam negeri dan siap diproduksi untuk pasar dalam negeri maupun luar negeri. Spiralife dari Indonesia untuk dunia. Spiralife, cultivating sustainability.
Saat ini, Spiralife juga telah memiliki produk spirulina yang diproduksi secara massal. Produk ini diharapkan dapat turut memenuhi kebutuhan pasar spirulina di Indonesia. Di mana produk Spirulina dari Spiralife ini dikembangkan oleh para ahli di bidang bioteknologi serta telah melewati uji klinis dari BP POM dan sertifikasi halal sehingga aman untuk dikonsumsi untuk kebutuhan kesehatan maupun digunakan sebagai produk kecantikan.
Info lengkap mengenai produk spirulina dari Spiralife, klik atau dapat menghubungi customer service di 081-1352-0220